Marakny berita yang terus saja membicarakan corona, membuat perekonomian Negara semakin
menurun .ada pepatah yang mengatakan jika ingin melihat keadaan suatu kerajaan
lihatlah rakyat nya.
Dimusim pandemi ini
banyak sekali masyarakat yang mengalami ketakutan . ketakutan itu tidak hanya
tumbuh dari pandemi
tersebut tetapi juga
masyarakat takut tidak dapat melakukan aktifitas untuk mencari nafkah seperti
biasanya . menurut salah satu warga pemerintah telah memberikan bantuan berupa
pemotongan pembayaran listik selama 3 bulan .
Namun
tetap saja itu tidak banyak membantu masyarakat pada umumnya , tetapi
masyarakat juga sangat bersyukur dengan adanya bantuan tersebut setidaknya
dapat meringkan bebannya. Ditambah lagi
dengan sulitnya masyarakat untuk dapat menjangkau harga-harga alat perlindungan
kesehatan seperti masker, hand sanitizer dan sebagainya .Bahkan
hal ini dijadikan peluang besar bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
dengan cara menjual alat oerlindung kesehatan dengan harga yang cukup
tinggi. Bahkan lebih dari itu banyak
sekali oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab juga melakukan penipuan dengan
sangat tega .Hal
ini sangat disayangkan ditengah perekonomian masyarakat yang sedang menurun
masih banyak perilaku criminal yang memanfaatkan hal tersebut. Pemerintah diminta untuk memperhatikan
masalah perlambatan ekonomi dan dampak terburuk yang akan menghantam sektor
keuangan.Menurut Piter, stimulus fiskal ini diharapkan
bisa memperbaiki perekonomian walaupun masih dalam konteks menahan ‘badai’ yang
saat ini menerpa IndoVirus Corona juga sangat berdampak pada sektor pariwisata.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa wisatawan asal China
mencapai 2.07 juta orang pada tahun 2019 yang mencakup 12.8 persen dari total
wisatawan asing sepanjang 2019. Penyebaran virus Corona menyebabkan wisatawan
yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang. Sektor-sektor penunjang pariwisata
seperti hotel, restoran maupun pengusaha retail pun juga akan terpengaruh dengan
adanya virus Corona. Okupansi hotel mengalami penurunan sampai 40 persen yang
berdampak pada kelangsungan bisnis hotel. Sepinya wisatawan juga berdampak pada
restoran atau rumah makan yang sebagian besar konsumennya adalah para
wisatawan.Melemahnya pariwisata juga berdampak pada
industri retail. Adapun daerah yang sektor retailnya paling terdampak adalah
Manado, Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Medan dan Jakarta. Penyebaran
virus Corona juga berdampak pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
karena para wisatawan yang datang ke suatu destinasi biasanya akan membeli
oleh-oleh. Jika wisatawan yang berkunjung berkurang, maka omset UMKM juga akan
menurun. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada tahun 2016 sektor UMKM
mendominasi unit bisnis di Indonesia dan jenis usaha mikro banyak menyerap
tenaga kerja Beberapa
langkah yang dilakukan Indonesia dalam menghadapi dampak dari virus Corona ini
adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi
4.75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4.00% dan suku bunga
Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5.50%. Kebijakan ini dilakukan untuk
menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya prospek
pemulihan ekonomi global sehubungan dengan terjadinya Covid-19. Bank Indonesia
akan mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menjaga agar
inflasi dan stabilitas eksternal tetap terkendali serta memperkuat momentum
pertumbuhan ekonomi (www.bi.go.id) Di
lain sisi, virus Corona tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat
memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah
terbukanya peluang pasar ekspor baru selain China. Selain itu, peluang
memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena pemerintah akan
lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli dalam negeri daripada menarik
keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
koreksi agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang
terguncang. Dampak
yang disebabkan oleh virus Corona bukan hanya di Indonesia saja melainkan di
beberapa negara di belahan dunia. Pada tanggal 22-23 Februari 2020 telah
berlangsung pertemuan G20 yang diadakan di Arab Saudi. Anggota G20 ini terdiri
dari Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Perancis,
Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika
Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris dan Uni Eropa. Wabah virus Corona
menjadi topik diskusi pada pertemuan tersebut. Dalam pertemuan G20, negara-negara
G20 menyampaikan simpati kepada masyarakat dan negara yang terdampak virus
Corona, khususnya China. Munculnya berbagai tekanan global, salah satunya
adalah Covid-19 mendorong negara-negara G20 untuk meningkatkan kerja sama
dengan mempererat kerja sama internasional. Negara-negara G20 juga sepakat
memperkuat pemantauan terhadap risiko global khususnya yang berasal dari
Covid-19, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai potensi risiko dan
sepakat untuk mengimplementasikan kebijakan yang efektif baik dari sisi
moneter, fiskal, maupun struktural .
Komentar
Posting Komentar